SEARCH THIS PAGE

Rabu, 15 November 2017

DISKUSI KELOMPOK TUBUH, ROH, DAN JIWA



1.    Pengertian Roh dan Posisinya dalam Tubuh
-     Roh adalah prinsip kehidupan manusia. Roh adalah nafas yang dihembuskan oleh Allah ke dalam manusia dan kembali kepada Allah, kesatuan spiritual dalam manusia. Roh adalah sifat alami manusia yang 'immaterial' yang memungkinkan manusia berkomunikasi dengan Allah, yang juga adalah Roh.
-       Jiwa dan roh tidak sama. Tubuh membutuhkan roh, sama seperti radio membutuhkan listrik. Sebagai gambaran lebih jauh, coba bayangkan sebuah radio. Apabila Anda memasukkan baterai ke dalam radio portabel lalu menyalakannya, listrik yang tersimpan dalam baterai akan menghidupkan radio itu. Tetapi, tanpa baterai, radio itu mati. Radio listrik juga akan mati jika kabelnya dicabut dari stop kontak. Demikian pula, roh adalah  daya yang menghidupkan tubuh kita. Dan, sama seperti listrik, roh tidak mempunyai perasaan dan tidak dapat berpikir. Roh adalah daya yang tidak berkepribadian. Tetapi, tanpa roh, tubuh kita mati.
-       Letak atau posisi roh adalah di dalam tubuh setiap makhluk hidup. Roh ada di bagian terdalam tubuh dan tidak dapat diketahui keberadaannya. Roh merupakan ketidaksadaran dan ada di dalam jiwa seperti lingkaran diatas dalam pendahuluan yang sudah kami sertakan. Ada tubuh, lalu didalamnya ada jiwa dan di dalam jiwa ada roh.
2.    Jiwa atau Badan?
-    Untuk menjawab pertanyaan apakah kami lebih memilih jiwa atau badan, kami memilih dua-duanya, yaitu jiwa dan badan. Karena menurut kami, jiwa dan badan adalah satu kesatuan seperti yang telah dikatakan juga oleh Aristoteles.
-       Bagi Aristoteles, jiwa merupakan prinsip hidup. Itu berarti bahwa segala sesuatu yang hidup memiliki jiwa, baik tumbuhan, hewan, dan manusia. Selain itu, ia juga berpandangan bahwa jiwa dan badan merupakan dua aspek yang menyangkut satu substansi saja. Dua aspek ini mempunyai hubungan satu sama lain sebagai “materi” dan “bentuk”. Badan adalah “materi”, dan jiwa adalah “bentuk”-nya.
-      Sebagaimana bentuk dan materi pada semua makhluk fisis adalah korelatif satu sama lain, sehingga yang satu mengandaikan yang lain supaya bersama-sama mengadakan makhluk yang bersangkutan. Demikian pula dengan manusia, jiwa dan tubuh merupakan dua aspek dari substansi yang sama, yakni manusia. Dengan demikian Aristoteles sangat menekankan kesatuan manusia dan karena itu pula ia menolak kebakaan jiwa. Jiwa sebagai bentuk sama sekali terarah kepada tubuh sebagai materi, sudah nyata bahwa jiwa tidak dapat hidup terus tanpa materi. Itu berarti bahwa pada kematian manusia, jiwanya binasa juga (sebagaimana juga jiwa tumbuhan dan hewan).  Dengan demikian, maka dapat disimpulkan dengan jelas bahwa pandangan Aristoteles meninggalkan sama sekali dualisme Plato.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ETOS KERJA

Masyarakat Yunani: Plato membagi kelas dlm negara mengikuti struktur jiwa. Ada tiga kelas: penasehat, pembantu penasehat/militer, dan p...